Minggu, 26 Mei 2013

SQA Context-Between Industrial product and Software

Di dalam post ini kami akan menjelaskan mengenai SQA yang mana di dasari dengan perbedaan dari produk ndustrial dan pengembangan software.
 
Dalam pengembangan maupun pembuatan software tidak ada yang jauh dari kecacatan. Namun kecacatan atau kekurangan yang didapat dalam pengembangan software maupun pembuatannya tidak mudah dideteksi jika dibandingkan dengan pembuatan produk industri. Jika dalam produk idustri kecacatan nya dapat dengan mudah dideteksi dan juga terlihat. Berikut di bawah merupakan penjabaran mengapa  software lebih sulit untuk dideteksi kekurangan:

  1. Software merupakan produk yang kompleks karena software memiliki operational mode yang lebih kompleks seperti koding yang berhubungan dengan berbagai macam fungsi didalamnya sehingga lebih rumit untuk dideteksi kekurangannya.
  2. Bentuk dari software itu sendiri tidak terlihat dengan jelas yang mana software merupakan suatu aplikasi yang ditanamkan di dalam hardware. Lain halnya dengan LCD komputer bentuknya terlihat dengan jelas. Apabila terjadi kecacatan maka akan terlihat dengan jelas kekurangannya
Sehingga dengan begitu dengan adanya kekurangan yang sering terjadi ketika pembuatan dan pengembangan maka dibutuhkan SQA (Software Quality Assurance) . Yang mana SQA merupakan suatu cara atau alat untuk melakukan pemantauan proses rekayasa perangkat lunak dan metode yang digunakan untuk memastikan kualitas dari software itu sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara audit sistem manajemen mutu di dalam sistem perangkat lunak yang dibuat. Pemantauan dimulai dari pengembangan perangkat lunak, yang mencakup proses seperti perancangan perangkat lunak, coding, kontrol kode sumber, review kode, manajemen perubahan, manajemen konfigurasi, dan manajemen rilis.
Karakteriktik dari SQA yaitu sebagai berikut:
  • Adanya kontrak antara pengembang software dengan klien, yang mana kontrak merupakan komitmen yang digunakan dalam pengembangan software dan maintenance. 
  • Mengutamakan hubungam pelanggan dengan supplier, hal tersebut digunakan untuk kelanjutan dalam hubungan kerja, agar nantinya apabila dibuthkan pertimbangan perubahan, diskusi perubahan dan penerimaan perubahan akan lebih mudah untuk di bicarakan dan dikerjakan.
  • Bekerja sama guna untuk pencapaian target waktu kerja, penggabungan dari macam-macam keahlian yang dimiliki karyawan. Sehingga antar karyawan tim dapat saling membatu dengan keahlian masing-masing.
  • Kooperatif dan koordinasi dengan antar team pengembang software dan hardware yang terdapat di dalam organisasi.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar