Senin, 25 Februari 2013

Problem IS Component - Studi Kasus Garuda IOCS

Garuda Indonesia pada tahun 2010 yang mana pada tahun tersebut Garuda Indonesia mencoba menggunakan sistem baru yang mana sebelumnya Garuda Indonesia  menggunakan sistem berbasis teknologi informasi untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin serta sistem informasi penjadwalan. Beberapa sistem lain juga sudah di-implementasikan dengan melibatkan teknologi informasi. Namun hal tersebut dilakukan masih sendiri-sendiri. Belum terintegrasi atau saling terkait antara data pemantauan pergerakan pesawat, dengan penjadwalan penerbangan, mengaturan sumber daya manusia. Kemudian garuda Indonesia memperharui sistemnya dengan mengintegrasiskan seluruh sistem dalam sistem terpadu. 

Awalnya sistem tersebut sudah dicoba berkali-kali. Namun suatu ketika terjadi permasalahan bahwa sistem tidak dapat memback up data serta tidak terintegrasi dengan benar. Yang menyebabkan maskapai tidak mendapatkan data penerbangan secara benar. Hal tersebut tentunya merugikan bagi para pelanggan dan juga pihak perusahaan Garuda Indonesia. Karena Garuda Indonesia harus menanggung biaya penginapan para penumpangnya serta mengembalikan uang para penumpangnya.

Dari permasalahan tersebut di atas, kami hubungkan 5 komponen IS yang menyebabkan permasalahan tersebut beserta dengan mind mapnya:


Data
Data lama tidak terupdate.
Tidak sinkronnya data dengan jadwal dan perubahannya sehingga Garuda tidak mengetahui posisi kru sebenarnya. (Yunita, 2010)

Software
Tidak dapat mengakses sistem menyebabkan proses input data menjadi terganggu.

Hardware
Kabel data center terkelupas.

People
Operator hanya memasukkan data kedalam sistem baru yang seharusnya juga dimasukkan pada sistem lama sebagai backup. (Lintaka, 2010)
Pengguna sistem mengirimkan data secara masif ke perangkat communication controller sehingga sistem menjadi error.
Kurang cepat dalam mendeteksi dan menangani kabel yang terkelupas. (Sarie-Okezone, 2010)

Network
Jaringan yang tidak dapat mengakses sistem dimungkinkan karena server down akibat input perubahan data secara masif.

Procedure
Perencanaan migrasi data yang kurang baik mulai dari migrasi data yang dilakukan pada saat peak season( November-Januari ) sampai humman error yang mengirimkan data secara masif ke sistem baru. (Suryadhi, 2010)
Tidak cepatnya penanganan kabel data center yang terkelupas. (Sarie-Okezone, 2010)

·         Keterangan :
Bila dilihat dari runtutan kejadian yang dimulai masalah pada 19 november yaitu sistem tidak dapat diakses, yang ternyata tidak mampu ditangani dengan cepat. Karena sistem yang mati tersebut maka input data untuk perubahan data tidak bisa dilakukan. Ini menyebabkan tidak sinkronnya data sehingga terjadi delay penerbangan. Ternyata diberitakan bahwa ada kabel yang terkelupas, mungkin ini merupakan salah satu penyebab sistem tidak dapat diakses. Perubahan data yang tertunda 4 jam memberi dampak operator wajib memasukkan data baru yang lebih banyak, padahal masih dalam proses migrasi yang akhirnya menyebabkan sistem error.


Daftar Pustaka
Lintaka. (2010, November 25). Garuda Integrated Operational Control System (IOCS). Dipetik Februari 25, 2013, dari http://lintaka.com/2010/11/25/garuda-integrated-operational-control-system-iocs-garuda-case-part-2/

Sarie-Okezone. (2010, November 20). Pengamat IT: Kabel Putus, Garuda Hanya Cari Alasan. Dipetik Februari 24, 2013, dari okezone.com: http://news.okezone.com/read/2010/11/24/54/396657/pengamat-it-kabel-putus-garuda-hanya-cari-alasan

Suryadhi, A. (2010, November 22). Sistem TI Error, Jangan Bergantung Pada 'Kata Wasiat'! Dipetik Februari 24, 2013, dari detik.com: http://inet.detik.com/read/2010/11/22/123412/1499213/398/sistem-ti-error-jangan-bergantung-pada--kata-wasiat-

Yunita, K. (2010, November 23). Dampak Sistem Baru Garuda : Mau Terbang, Eh Sudah Ada Pilot yang Lain. Dipetik Februari 24, 2013, dari detik.com: http://news.detik.com/read/2010/11/23/182207/1500677/10/mau-terbang-eh-sudah-ada-pilot-yang-lain

Rabu, 20 Februari 2013

Quality Problem of people

Berikut dibawah ini merupakan penjelasan singkat serta contoh dari komponen IS yaitu people. Yang mana salah satu contoh yang saya ambil yaitu mengenai koordinasi tim. Karena seringkali dalam mengerjakan proyek IT dalam suatu perusahaan, pihak perusahaan tidak terlalu mengerti mengenai IT. Dan biasanya Kepala atau Pimpinan perusahaan non-IT tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan dengan begitu menyebabkan kurangnya koordinasi. Berikut penjelasan lebih lanjut..
Manajemen kualitas pranata dita from farah dita on Vimeo.

Senin, 18 Februari 2013

IS Component Problem Implication Resource

Dalam suatu perusahaan kebutuhan akan mempertahankan fasilitas dan fungsi bisnisnya menjadi hal penting. Berbagai jenis kejadian dari yang kecil hingga besar dapat terjadi kapanpun. Dengan begitu dapat menghambat fungsi bisnis. Hal tersebut dapat menyebabkan kerugian dalam berbagai hal seperti kehilangan fasilitas, sumber daya dan finansial. Dengan begitu perusahaan menggunakan suatu IT/ SI untuk melengkapi kebutuhan dalam perusahaan. Didukung dengan perkembangan akan teknologi sangatlah cepat, namun perkembangan akan teknologi dalam suatu perusahaan tidaklah diikuti oleh perkembangan kinerja IT. Hanya sebagian orang yang dapat mengikutinya dan sebagai banyak sisanya tertinggal. Berikut di bawah ini kami memaparkan berbagai peramasalah yang menghalangi IT dalam perusahaan berkembang, dan berikut merupakan komponen SI :
1.       Hardwre
2.       Software
3.       Data
4.       Network
5.       People
Saya mendapat kesempatan  untuk memapar problem serta implication berdasarkan content People

IS Component
Problem
Implication
Resource
People
Mekanisme kerja yang masih manual
Terjadi komunikasi data atau informasi yang lambat serta tidak efisien karena rendahnya kemampuan dalam menyesuaikan diri  Teknologi Informasi . 
O’Brien, James. 2005. Management Infromation System: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise. Fifth Edition. McGraw-Hill.

Perusahaan harus membuat program change management(pelatihan transisi)
sebelum melakukan transisi terhadap produk IT baru, perusahaan harus mempersiapkan SDM dari sisi persepsi, pengetahuan maupun keahlian lewat program pelatihan. Agar tidak terjadi kelalaian ketika menggunakan IT.
O’Brien, James. 2005. Management Infromation System: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise. Fifth Edition. McGraw-Hill.

Masih rendahnya investasi serta implementasi terhadap TI dikalangan bisnis di Indonesia seperti rendahnya pemahaman TI dikalangan pemimpin perusahaan,langkanya tenaga TI yang berpengalaman dan terampil, masih murahnya tenaga kerja manual.
Perusahaan susah untuk maju serta terjadi kinerja yang melambat dan tertinggal dari perusahaan lain dan juga cenderung menggunakan metode manual
Sugiarsono, J. 2003. Poteret Kebingungan Investasi TI. Majalah SWA. SWA02/XIX/23 Januari – 5 Februari 2003.

kurang berkesimbungan antar bisnis dengan IT 
orang-orang TI seringkali tidak mampu menerjemahkan bahasa komputer menjadi bahasa bisnis, sedangkan orang bisnis sendiri tidak mampu memahami kompleksitas TI.

tidak terdapat komitmen yang kuat dari suatu instansi 
yang mengakibatkan kacaunya penerapan teknologi informasi serta

kurangnya koordinasi dalam suatu organisasi maupun instansi untuk penerapan IT 
sehingga menyebabkan proyek IT tersebut dimanfaatkan oleh salah satu pihak

Persepsi yang salah terhadap penggunan IT
Hal tersebut menyebkan tidak majunya pemikiran terhadap IT dan tidak berkembangnyasuatu sistem (proses bisnis) yang terjadi.

Dalam pengerjaan sebuah proyek yang besar dibentuk tim developer yang kompleks dan tim terdiri dari banyak orang
Semakin lambat dalam pengerjaan proyek terutama proyek yang mempunyai critical time tinggi karena semakin banyak orang maka semakin banyak pula komunikasi yang harus dilakukan
Hughhes, Bob & Mike Cotterell. Software Project Management. Fourth Edition.

Untuk mengurangi biaya dan mengefisiensikan tim developer maka dibuat pengerjaan proyek secara terpusat. Dengan cara mengurangi orang tetapi membuat programmer (chief programmer) lebih produktif dengan memberikan support (co-pilot dan editor).
Role chief programmer memegang peranan yang besar dan memungkinkan informasi yang overload karena ditangani secara individu. Lalu timbul ketidakpuasan staf yang hanya melayani kebutuhan chief programmer.